Dalam penanggalan liturgi Gereja
Katolik setiap tanggal 14 September dirayakan Pesta Salib Suci. Pesta Salib
Suci (In Exaltatione Sanctae Crucis), sesuai namanya, termasuk kategori
pesta (festum), wajib dirayakan oleh seluruh Gereja Katolik.
Pada awalnya Pesta Salib Suci dimaksudkan untuk memperingati
penemuan salib Yesus oleh Santa Helena, ibu Kaisar Romawai Konstantinus pada
tanggal 18 Agustus 320. Dikisahkan pada awalnya para penggali menemukan tiga
salib, tetapi mereka tak bisa menentukan yang mana salib Yesus dan yang mana
salib kedua penjahat yang disalibkan bersama dia. Akhirnya mereka mendapat ide
yang cemerlang. Mereka membawa seorang wanita yang sakit dan satu mayat yang
sudah akan dikuburkan. Ketiga salib tersebut diletakkan di atas wanita yang
sakit dan mayat tersebut. Dua salib yang pertama tidak memiliki kekuatan
apa-apa. Sementara ketika salib yang ketiga ditempatkan di atas wanita yang
sakit tersebut, wanita itu segera sembuh. Dan ketika salib itu ditempatkan di atas
mayat tersebut, ia memiliki hidup kembali. Dari dua kejadian luar biasa ini
maka mereka dengan segera mengetahui salib yang mana yang suci. Berita langsung
tersebar luas. Orang-orang datang menghormati salib suci tersebut.
Sejarah mencatat bahwa setelah penemuan salib Yesus
itu oleh Santa Helena, sebuah basilika didirikan oleh Kaisar Konstantinus di
atas Makan Kudus Yesus di Yerusalem. Dan kemudian basilika itu ditahbiskan pada
tanggal 14 September 335 dengan sangat meriah dan khidmat. Pentahbisan tersebut
dirayakan oleh para uskup yang baru selesai mengikuti Konsili Tirus, ditambah
dengan sejumlah besar uskup yang lain. Satu hari setelah penahbisan basilika
tersebut, kayu Salib Suci diperlihatkan kepada umat di Yerusalem. Kemudian
salib itu dibagi-bagi menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan dalam batu
altar gedung-gedung gereja di seluruh dunia sebagai relikui. Sejak saat itulah
perayaan Salib Suci sudah menjadi kegiatan rutin di Gereja Timur. Tradisi ini
terus berlanjut dan setiap tahun selalu dirayakan di Yerusalem. Ternyata
perayaan ini menarik sejumlah besar biarawan dari Mesopotamia, Siria, Mesir dan
dari provinsi-provinsi Romawi lainnya untuk datang ke Yerusalem. Tidak kurang
dari 40 uskup rela menempuh perjalanan jauh dari keuskupan mereka untuk
menghadiri perayaan ini. Di Yerusalem pesta ini berlangsung selama 8 hari
berturut-turut dan, pada masa itu, pesta ini menjadi suatu perayaan yang hampir
sama pentingnya dengan Paskah dan Epifani (Penampakan Tuhan). Pesta ini
kemudian menyebar ke luar Yerusalem, mulai dari Konstantinopel (sekarang
Istambul) hingga Roma pada akhir abad VII, dan akhirnya perayaan ini kemudian
menjadi bagian dari liturgi Gereja Barat pada abad ketujuh, yang dikenal dengan
Pesta Salib Suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar