Transfigurasi, oasis di padang gurun kehidupan menuju ke Tanah Terjanji
I. Tempat perhentian yang memberikan semangat untuk meneruskan perjalanan
Pada
waktu kami tinggal di Amerika, kami diajak berlibur ke beberapa tempat
wisata di Amerika oleh keluarga sepupu kami di mana kami menumpang.
Sepupu kami mengatakan bahwa jangan sampai tinggal di Amerika namun
tidak pernah melihat keindahan negara tersebut dan hanya menjadi ‘kutu
buku’ alias belajar saja. Akhirnya, kami sepakat untuk turut bersama
mereka ke Grand Canyon di negara bagian Arizona. Karena kami tinggal di
negara bagian Wisconsin, maka untuk menuju tujuan akhir ini, kami
harus melewati 4 negara bagian, yang berarti untuk diperlukan 1 hari 10
jam di dalam mobil. Di tengah-tengah perjalanan setelah bermalam di
suatu tempat, akhirnya kami singgah di suatu tempat yang sungguh
menakjubkan, yaitu Badlands di negara bagian South Dakota.
Pemandangan deretan pegunungan yang tandus namun terbentuk dari
lapisan-lapisan, terlihat seperti kue lapis legit, sungguh mencengangkan
dan mendatangkan kekaguman. Badan yang lelah akibat perjalanan panjang
terasa sirna melihat pemandangan yang sungguh menakjubkan ini. Tidak
henti-hentinya, hati mengucapkan syukur atas kebesaran Tuhan dan
kata-kata kekaguman terhadap keindahan alam ini kami ucapkan terus
menerus. “Betapa besarnya Engkau, Tuhan! How great Thou art!” Namun, tiba-tiba sepupu kami mengatakan, “Tunggu, sampai kamu melihat Grand Canyon.”
Wow? Jadi masih ada yang lebih indah lagi? Rasanya hati ini tidak
sabar untuk sampai ke Grand Canyon. Namun ini berarti kami harus
menunggu (dan bergantian menyetir) lagi selama 21 jam untuk dapat
menyaksikan keindahannya. Namun, semua jerih payah ini tidaklah terlalu
berarti sebab saya mengingat bahwa ada tempat yang lebih indah dari Badlands yang dapat saya nikmati, yaitu Grand Canyon – yaitu Badlands dalam skala yang lebih besar dan lebih indah.
Mungkin
itu adalah gambaran yang tidak sempurna tentang apa yang terjadi pada
saat Transfigurasi, yang menjadi bacaan minggu ke-dua di masa
Prapaskah. Pada waktu itu, para murid sungguh sangat terkejut dan
mungkin sedih, karena ternyata Sang Guru, Sang Mesias menceritakan
kepada mereka bahwa Dia harus menderita dan mati. Untuk menghibur para
murid inilah, Kristus seolah-olah memberikan harapan melalui peristiwa
Transfigurasi, dengan mengatakan, “Aku sungguh Allah dengan segala
kemuliaan yang telah engkau lihat sendiri …., walaupun Aku harus
melewati jalan kematian yaitu jalan salib. Namun, dengan kematian-Ku,
maka kemuliaan-Ku akan dinyatakan secara sepenuhnya. Jumat Suci akan
diikuti oleh Minggu Paskah. Dan aku mengundang engkau untuk mengikuti
jalan-Ku, sehingga engkau juga dapat menikmati kemuliaan bersama-Ku
untuk selama-lamanya. Namun, engkau juga harus mengambil jalan yang Aku
ambil.”
II. Bacaan minggu ke-2 Masa Prapaskah
Dalam
bacaan minggu pertama (Mt 4:1-11), kita melihat bagaimana Kristus
dicobai padang gurun dan Kristus mengalahkan kekuasaan si jahat
(silakan melihat artikel ini – klik ini). Dalam surat gembala prapaskah kepausan tahun 2011 (baca lengkapnya di sini – silakan klik), Paus Benediktus XVI mengatakan:
“Hari Minggu Pertama Masa Prapaskah mengungkapkan keberadaan kita sebagai manusia yang hidup di bumi ini. Kemenangan dari perjuangan melawan penggodaan yang menjadi titik awal perutusan Yesus, haruslah menjadi ajakan bagi kita untuk