Saudari dan saudaraku yang terkasih,
Selamat Hari Raya Natal!
Pada perayaan Natal kita peringati kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Penyelamat dunia. Peristiwa Natal Kristus dilukiskan dengan gambaran sederhana. Ketika Yusuf dan Maria sampai di kota Daud, yang bernama Betlehem, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. (Luk. 2: 6-7) Kita bersyukur kepada Allah yang telah mengutus Putra-Nya, Sang Firman yang menjadi manusia, dan diam diantara kita (Yoh. 1: 14).
Segenap umat Kristiani berharap dan berdoa, “Datanglah, ya Raja Damai” ((Bdk. Yes. 9:5). Harapan dan doa tersebut tentu merupakan kerinduan akan damai sejati yang berasal dari Tuhan, yang senyatanya dirusak oleh perilaku manusia sendiri, antara lain olehtindakan-tindakan intoleran yang mengancam kerukunan hidup bersama; oleh perusakan lingkungan yang sungguh memilukan; oleh korupsi yang merajalela bahkan dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjadi panutan masyarakat, oleh narkoba yang menjadi kejahatan social yang merusak manusia dan kemanusiaan.
Pada perayaan Natal ini saya mengajak seluruh umat Kristiani di Indonesia untuk tidak jemu-jemu menjadi agen-agen pembawa damai dimana pun berada dan berkarya. Hal itu dapat kita wujudkan antara lain dengan:
Terus mendukung upaya-upaya penegakkan keadilan, baik di lingkungan kita maupun dalam lingkup yang lebih luas. Hendaklah kita menjadi pribadi-pribadi yang adil dan bertanggung jawab, baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, gereja, masyarakat dan dimana pun Allah mempercayakan diri kita berkarya. Penegakkan keadilan, niscaya diikuti oleh sikap hidup yang berintegritas, disiplin, jujur dan cinta damai.
Terus memberi perhatian serius terhadap upaya-upaya pemeliharaan, pelestarian dan pemulihan lingkungan. Mulailah dari sikap diri yang peduli terhadap kebersihan dan keindahan alam di sekitar kita, penghematan pemakaian sumber daya yang tidak terbarukan, serta bersikap kritis terhadap berbagai bentuk kegiatan yang bertolak belakang dengan semangat pelestarian lingkungan. Dengan demikian kita juga berperan dalam memberikan keadilan dan perdamaian terhadap lingkungan serta generasi penerus kita.
Terus berupaya menjadi pembela kehidupan dengan melawan penyalahgunaan narkoba.
Semangat cinta damai dan hidup rukun menjadi dasar yang kokoh dan modal yang sangat penting untuk menghadapi agenda besar bangsa kita, yaitu Pemilu legislatif maupun Pemilu Presiden-Wakil Presiden tahun 2014 yang akan datang.
Semangat cinta damai dan hidup rukun menjadi dasar yang kokoh dan modal yang sangat penting untuk menghadapi agenda besar bangsa kita, yaitu Pemilu legislatif maupun Pemilu Presiden-Wakil Presiden tahun 2014 yang akan datang.
Saudari-saudaraku yang terkasih,
Marilah kita rayakan kedatangan-Nya dan kita isi tahun 2014 dengan damai sejati, sambil terus mendaraskan doa Santo Fransiskus dari Asisi ini:
Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih
Bila terjadi penghinaan jadikanlah aku pembawa pengampunan
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur,
Memahami dari pada dipahami, mencintai dari pada dicintai,
Sebab dengan memberi aku menerima
Dengan mengampuni aku diampuni
Dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya.
Amin
SELAMAT NATAL 2013 DAN TAHUN BARU 2014
Semoga saudara sekalian dilindungi dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin. Salam, doa ‘n Berkah Dalem.
+ Johannes Pujasumarta
Uskup Agung Semarang