Minggu, 14 September 2014

SEJARAH PESTA SALIB SUCI

Dalam penanggalan liturgi Gereja Katolik setiap tanggal 14 September dirayakan Pesta Salib Suci. Pesta Salib Suci (In Exaltatione Sanctae Crucis), sesuai namanya, termasuk kategori pesta (festum),  wajib dirayakan oleh seluruh Gereja Katolik.

Pada awalnya Pesta Salib Suci dimaksudkan untuk memperingati penemuan salib Yesus oleh Santa Helena, ibu Kaisar Romawai Konstantinus pada tanggal 18 Agustus 320. Dikisahkan pada awalnya para penggali menemukan tiga salib, tetapi mereka tak bisa menentukan yang mana salib Yesus dan yang mana salib kedua penjahat yang disalibkan bersama dia. Akhirnya mereka mendapat ide yang cemerlang. Mereka membawa seorang wanita yang sakit dan satu mayat yang sudah akan dikuburkan. Ketiga salib tersebut diletakkan di atas wanita yang sakit dan mayat tersebut. Dua salib yang pertama tidak memiliki kekuatan apa-apa. Sementara ketika salib yang ketiga ditempatkan di atas wanita yang sakit tersebut, wanita itu segera sembuh. Dan ketika salib itu ditempatkan di atas mayat tersebut, ia memiliki hidup kembali. Dari dua kejadian luar biasa ini maka mereka dengan segera mengetahui salib yang mana yang suci. Berita langsung tersebar luas. Orang-orang datang menghormati salib suci tersebut.

Sejarah mencatat bahwa setelah penemuan salib Yesus itu oleh Santa Helena, sebuah basilika didirikan oleh Kaisar Konstantinus di atas Makan Kudus Yesus di Yerusalem. Dan kemudian basilika itu ditahbiskan pada tanggal 14 September 335 dengan sangat meriah dan khidmat. Pentahbisan tersebut dirayakan oleh para uskup yang baru selesai mengikuti Konsili Tirus, ditambah dengan sejumlah besar uskup yang lain. Satu hari setelah penahbisan basilika tersebut, kayu Salib Suci diperlihatkan kepada umat di Yerusalem. Kemudian salib itu dibagi-bagi menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan dalam batu altar gedung-gedung gereja di seluruh dunia sebagai relikui. Sejak saat itulah perayaan Salib Suci sudah menjadi kegiatan rutin di Gereja Timur. Tradisi ini terus berlanjut dan setiap tahun selalu dirayakan di Yerusalem. Ternyata perayaan ini menarik sejumlah besar biarawan dari Mesopotamia, Siria, Mesir dan dari provinsi-provinsi Romawi lainnya untuk datang ke Yerusalem. Tidak kurang dari 40 uskup rela menempuh perjalanan jauh dari keuskupan mereka untuk menghadiri perayaan ini. Di Yerusalem pesta ini berlangsung selama 8 hari berturut-turut dan, pada masa itu, pesta ini menjadi suatu perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah dan Epifani (Penampakan Tuhan). Pesta ini kemudian menyebar ke luar Yerusalem, mulai dari Konstantinopel (sekarang Istambul) hingga Roma pada akhir abad VII, dan akhirnya perayaan ini kemudian menjadi bagian dari liturgi Gereja Barat pada abad ketujuh, yang dikenal dengan Pesta Salib Suci.